A. Sejarah Singkat Senam
Menurut asal katanya senam sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu "Gymnos" serta Gymnastique dari bahasa Perancis, Gymnos sendiri menurut arti katanya adalah "telanjang". Menurut sejarahnya senam dulunya memang dilakukan dengan telanjang dan wanita tidak diperbolehkan melihat, senam dilakukan dengan telanjang ini dimaksudkan untuk mendapatkan gerakan-gerakan yang maksimal tanpa ada yang mengganggu.
Di sisi lain menurut sejarahnya orang-orang di dataran Cina telah melakukan gerakan-gerakan yang menyerupai senam untuk pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit. Mereka melakukan bermacam-macam bentuk latihan pasif dan aktif, seperti latihan pernafasan dan pijat (massage).
Di sisi lain menurut sejarahnya orang-orang di dataran Cina telah melakukan gerakan-gerakan yang menyerupai senam untuk pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit. Mereka melakukan bermacam-macam bentuk latihan pasif dan aktif, seperti latihan pernafasan dan pijat (massage).
Kebangkitan senam dimulai sejak abad ke-18. Sejak saat itu senam mulai masuk dalam mata pelajaran di sekolah. Pada abad ke-20, senam mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat, menyusul dibentuknya organisasi senam dunia. Federation Europeannede Gymnastics (FEG) yang sekarang telah berubah menjadi Federation International Gymnastics (FIG).
Organisasi ini berdiri pada tanggal 23 juli 1881 di Liege (Belgia), atas gagasan Nicholas J. Cuperus yang berasal dari Belgia. Ia kemudian menjabat sebagai presiden FIG pertama, untuk sekretariat dari organisasi ini berada di Lyss (Swiss). Sejak tahun 1991 sampai sekarang sekretariat FIG berpindah tempat ke Montier (Swiss). Senam adalah suatu gerakan ataupun kombinasi gerakan beberapa yang disusun secara sistematis untuk mecapai kondisi tubuh yang sehat, bugar, dan indah, serta untuk meningkatkan keterampilan dan kesiapan mental. Olahraga senam berkembang sangat cepat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya bentuk gerakan senam. FIG membagi kategori olahraga senam kedalam enam kelompok, yaitu sebagai berikut:
a. Senam Artistik (artistic gymnastic)
b. Senam Ritmik Sportif (rhytmic gymnastic)
c. Senam Umum (general gymanstic)
d. Senam Aerorobic Sport (sportaerobics)
e. Senam Akrobatik (acrobatic gymnastics)
f. Senam Trampoline (trampollinning)
Senam ketangkasan lebih menekankan pada unsur akrobatik, pelaksanaannya dapat dilakukan di lantai dan juga menggunakan alat. Oleh karena itu senam ketangkasan (lantai) dapat dikelompokkan sebagai senam artistik dan senam akrobatik.
Senam artistik adalah gerakan senam yang menekankan pada kombinasi unsur akrobatik dan unsur gymanstic (dance) sehingga menghasilkan gerak artistik. Senam akrobatik adalah gerakan senam yang menampilkan gerakan jatuh-berguling (tumbling) yang dikombinasikan dengan akrobatik dan tari (dance), senam akrobatik biasanya dilakukan di lantai.
B. Senam Lantai
Senam lantai atau senam ketangkasan merupakan bagian integral dari cabang olahraga senam secara keseluruhan, yang biasa dilakukan dan dilombakan oleh anak-anak maupun orang dewasa yang terlatih. Untuk dapat melakukan senam lantai maka diperlukan keterampilan gerak yang tinggi, koordinasi gerakan matang, keberanian, percaya diri yang tinggi, keuletan, ketangkasan dan kekuatan. Oleh karena itu untuk melakukan senam lantai dilakukan latihan yang terencana dan sistematis untuk mecapai tujuan dari pembelajaran khususnya serta dapat menghasilkan atlet-atlet yang handal pada umumnya.
Senam lantai merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam lantai sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Gerakannya merangsang perkembangan komponen dan seluruh bagian tubuh. Disamping itu senam juga berpotensi mengembangkan keteraturan gerak dasar sebagai landasan penting bagi penguasaan keterampilan suatu cabang olahraga.
Konsep dasar senam lantai adalah suatu bentuk gerakan-gerakan tubuh yang direncanakan serta disusun secara sitematis dengan tujuan memperbaiki sikap atau bentuk tubuh, membina dan meningkatkan kebugaran jasmani, serta membentuk dan mengembangkan keterampilan serta kepribadian selaras.
Konsep dasar senam lantai adalah suatu bentuk gerakan-gerakan tubuh yang direncanakan serta disusun secara sitematis dengan tujuan memperbaiki sikap atau bentuk tubuh, membina dan meningkatkan kebugaran jasmani, serta membentuk dan mengembangkan keterampilan serta kepribadian selaras.
C. Gerakan-Gerakan Dasar Senam
a. Pendaratan
Pendaratan diartikan secara luas sebagai penghentian gerak yang terkontrol dari tubuh yang melayang
turun. Pendaratan ini dilakukan pada kedua kaki, kedua tangan, atau bagian tubuh lain misalnya punggung atau gabungan dari beberapa bagian diatas. Dua prinsip mekanika gerak yang mendasari pendaratan adalah:
a. Momentum dari setiap pendaratan harus diserap dalam periode waktu selama mungkin.
b. Momentum setiap pendaratan harus diserap dengan menggunakan sebesar mungkin bagian tubuh yang terlibat.
a. Jarak titik berat tubuh dari dasar tumpuan. Semakin dekat titik berat tubuh ke dasar tumpuan, maka keseimbangan semakin besar.
b. Ukuran besar tumpuan. Semakin besar dasar tumpuan, keseimbangan semakin besar.
c. Titik berat tubuh berhubungan dengan dasar tumpuan. Semakin tepat posisi titik berat tubuh ada dipusat dasar tumpuan, keseimbangan semakin besar.
d. Segmen dari titik berat tubuh berhubungan dengan dasar tumpuan. Semakin tepat titik berat dari setiap segmen tubuh ada dipusat dasar tumpuan, semakin besar keseimbangan.
Untuk dapat berulang-ulang memindahkan tubuh, mekanika gerak yang harus diperhatikan adalah, orang yang bersangkutan harus mengerahkan daya internal (kontraksi otot) yang menggeser titik berat tubuh sehingga menyebabkan kehilangan keseimbangan dan segera mengembalikannya.
a. Cukup besar atau luasnya.
b. Dalam arah yang diinginkan, dan
c. Disalurkan ke tubuh yang keras atau kaku.
a. Sudut tolakan atau lepasnya pegangan.
b. Kecpatan tolakan.
c. Ketinggian dari titik berat tubuh atau tolakan pegangan.
Prinsip lain yang tidak boleh dilupakan adalah, bahwa jalur layangan tidak dapat diubah. Setiap gerakan yang dilakukan setelah tubuh berada di udara seperti, membengkokkan badan atau kaki, tidak berpengaruh apa-apa terhadap jalur layangan. Prinsip lainnya, untuk menambah waktu layangan di udara, ketinggian diatas alat atau di udara merupakan faktor penting. Hanya meningkatkan jalur horizontal saja tidak akan membuat perbedaan dalam jumlah waktu total di udara.
a. Momentum dari setiap pendaratan harus diserap dalam periode waktu selama mungkin.
b. Momentum setiap pendaratan harus diserap dengan menggunakan sebesar mungkin bagian tubuh yang terlibat.
b. Posisi Statis
Statis berarti diam atau seimbang. Tubuh yang sedang dalam posisi diam adalah tubuh yang sedang ada dalam posisi seimbang. Artinya, pada saat demikian, titik pusat berat tubuh sedang tidak bergerak dan tersebar merata pada titik tumpuannya. Dilihat dari jenis gerakannya, posisi statis dapat dibedakan menjadi beberapa posisi, yaitu posisi bertumpu, posisi menggantung, dan posisi keseimbangan. Kesemua posisi itu pada dasarnya dilandasi oleh penempatan titik berat pusat tubuh dikaitkan dengan posisi tubuh secara keseluruhan pada dasar tumpuannya. Dalam kaitannya dengan keseimbangan, terdapat empat prinsip yang harus diketahui dalam hal titik pusat tubuh, yaitu:a. Jarak titik berat tubuh dari dasar tumpuan. Semakin dekat titik berat tubuh ke dasar tumpuan, maka keseimbangan semakin besar.
b. Ukuran besar tumpuan. Semakin besar dasar tumpuan, keseimbangan semakin besar.
c. Titik berat tubuh berhubungan dengan dasar tumpuan. Semakin tepat posisi titik berat tubuh ada dipusat dasar tumpuan, keseimbangan semakin besar.
d. Segmen dari titik berat tubuh berhubungan dengan dasar tumpuan. Semakin tepat titik berat dari setiap segmen tubuh ada dipusat dasar tumpuan, semakin besar keseimbangan.
c. Gerak Berpindah (Lokomotor)
Lokomotor dapat diartikan sebagai berulang-ulang memindahkan tubuh atau gerak tubuh atau anggota tubuh yang menyebabkan tubuh berpindah tempat. Ke dalam gerak lokomotor ini bisa dimasukkan gerak-gerak seperti berjalan, berlari, melompat, berjingkrak, berderap, merangkak, merayap, memanjat, atau gerak-gerak keterampilan senam seperti, berguling-guling, baling-baling, handspring dan lain-lain.Untuk dapat berulang-ulang memindahkan tubuh, mekanika gerak yang harus diperhatikan adalah, orang yang bersangkutan harus mengerahkan daya internal (kontraksi otot) yang menggeser titik berat tubuh sehingga menyebabkan kehilangan keseimbangan dan segera mengembalikannya.
d. Ayunan
Ayunan adalah suatu gerak melingkar (circular movement) yang berporos eksternal. Dilihat dari jenisnya, ayunan bisa dilakukan dari posisi menggantung atau dari posisi bertumpu. Prinsip yang mendasarinya adalah, bahwa setiap ayunan ditentukan besaran tenaganya oleh penyebaran massa tubuh disekitar poros ayunan. Semakin jauh masa tubuh ke poros ayunan, maka tenaganya semakin besar.e. Putaran
Putaran adalah gerak melingkar yang berporos internal. Dilihat dari jenisnya, maka jenis putaran ditentukan oleh jenis porosnya yang dibedakan ke dalam tiga macam poros, yaitu poros transversal, longitudinal, dan medial. Prinsip mekanika gerak yang harus diperhatikan dalam putara adalah bahwa suatu daya harus dikerahkan dihubungkan dengan titik berat tubuhnya. Semakin dekat daya itu melintas ke titik pusat tubuh, maka daya putaran semakin lemah, sebaliknya semakin jauh dari titik pusat, maka semakin besar daya putarannya.f. Tolakan
Tolakan dapat dilihat sebagai situasi ketika seseorang melontarkan dirinya ke udara. Oleh karena itu jenis tolakan caranya orang itu memilih bagian tubuhnya sebagai alat pelontar, apakah kaki, tangan atau kombinasi keduanya. Prinnsip mekanika yang harus diperhatikan adalah, untuk dapat memindahkan titik berat tubuh secarat tepat, suatu daya harus dikerahkan dengan ketentuan:a. Cukup besar atau luasnya.
b. Dalam arah yang diinginkan, dan
c. Disalurkan ke tubuh yang keras atau kaku.
g. Layangan dan Ketinggian
Layangan adalah peristiwa tatkala tubuh berada di udara, terbebas dari kontak dengan alat atau permukaan tanah. Sedangkan adalah besarnya jarak antara titik berat tubuh dengan permukaan tanah. Prinsip mekanika yang harus diperhatikan dalam layangan dan ketinggian adalah jalur layangan pesenan dibentuk dari tolakan dan bergantung pada:a. Sudut tolakan atau lepasnya pegangan.
b. Kecpatan tolakan.
c. Ketinggian dari titik berat tubuh atau tolakan pegangan.
Prinsip lain yang tidak boleh dilupakan adalah, bahwa jalur layangan tidak dapat diubah. Setiap gerakan yang dilakukan setelah tubuh berada di udara seperti, membengkokkan badan atau kaki, tidak berpengaruh apa-apa terhadap jalur layangan. Prinsip lainnya, untuk menambah waktu layangan di udara, ketinggian diatas alat atau di udara merupakan faktor penting. Hanya meningkatkan jalur horizontal saja tidak akan membuat perbedaan dalam jumlah waktu total di udara.
0 komentar:
Posting Komentar