Tidak semua anak menyukai olahraga baik olahraga berkelompok
maupun individu. Jika anak anda termasuk
kelompok diatas, tidak perlu cemas. Pada pembahasan kali ini, kami akan
menguraikan tentang apa yang membuat sebagian anak tidak menyukai olahraga, dan
bagaimana solusinya.
Dengan melakukan beberapa perubahan, kita dapat menemukan
olahraga yang mungkin disukai oleh anak. Dan jika ternyata kita tidak juga
menemukan olahraga yang disukai oleh anak, kita masih dapat memberinya saran
agar dia bisa tetap aktif bergerak.
Berikut beberapa tips untuk membuat anak anda menyukai
olahraga:
1. Mempelajari Olahraga
Kadang-kadang, anak tidak menyukai olahraga karena mereka
tidak memahami aturan permainan atau belum pernah mencoba sebelumnya. Olaharaga
bisa tampak rumit jika dilihat dari peraturan dan peralatan khusu yang
diperlukan.
Bahkan,
memperhatikan jenis-jenis lapangan untuk setiap olahraga pun tampak
membingungkan bagi yang belum paham. Hal ini belum ditambah dengan segala
peraturan dan cara penghitungan skornya.
Orang biasanya menghabiskan bertahun-tahun belajar tentang
olahraga favoritnya dan berlatih bagaimana cara menguasainya dengan baik. Jadi
jangan merasa buruk jika anak anda tidak tahu perbedaan antara “tendangan sudut”
dan “tendangan penalty” dalam sepakbola.
Jika ingin mempelajari lebih lanjut mengenai olahraga, kita
bisa mengajak anak bermain ke tempat-tempat olahraga yang akan memperkenalkan
anak pada olaharaga tersebut. Ini mungkin lebih baik dari pada hanya bergabung
dengan sebuah klub olahraga tertentu dan langsung terjun ke lapanganan tanpa
banyak penjelasan terlebih dahulu.
Cara lainnya adalah menonton video atau DVD intruksional
atau membaca buku-buku yang menjelaskan sejarah, aturan-aturan dan saran-saran dalam
olahraga tersebut.
Jika anda memiliki teman atau anggota keluarga yang
betul-betul ahli di bidang olahraga tersebut, maka kita dapat bertanya
kepadanya untuk membantu anak kita faham. Banyak amnfaatnya jika kita memahami
beberapa olahraga, sekalipun kita tidak sampai ingin bermain di tim yang
kompetitif.
Misalnya kita bisa mengajak anak bermain sepakbola atau
bulutangkis hanya untuk bersenang-senang di akhir pekan.
Dengan begitu, ia akan mulai menyukai olahraga karena ada kesenangan yang diperolehnya, bukan hanya fisik yang lelah. Olehnya itu, sempatkanlah sedikit waktu luang anda untuk menemani anak anada berolahraga, ajarilah mereka berolahraga yang baik dan benar, bagaimana bersosialisasi dengan sesama dan yang terpenting menjaga kesehatan tubuhnya sendiri.
2.Olahraga Bersama Keluarga
Ungkapan yang mengatakan bahwa sesuatu yang dilakukan secara bersama-sama akan menyenangkan juga berlaku dalam dunia olahraga, selain tidak gampang bosan, dengan melakukan kegiatan olahraga bersama keluarga juga bisa membina keharmonisan hubungan antara anggota keluarga. Hal ini tentu saja menciptakan iklim yang membuat anak menjadi nyaman berolahraga.Dengan begitu, ia akan mulai menyukai olahraga karena ada kesenangan yang diperolehnya, bukan hanya fisik yang lelah. Olehnya itu, sempatkanlah sedikit waktu luang anda untuk menemani anak anada berolahraga, ajarilah mereka berolahraga yang baik dan benar, bagaimana bersosialisasi dengan sesama dan yang terpenting menjaga kesehatan tubuhnya sendiri.
3. Pengalaman Buruk Sebelumnya
Beberapa anak tidak menyukai olahraga kompetitif karena mereka
dulu pernah masuk tim dan mereka sama sekali tidak menikmatinya. Anak lain
mungkin sudah tahu apa yang mereka tuju tapi anak kita belum memiliki pemikiran
seperti itu. Atau mungkin anak kita tidak suka pada tekanan bersaing dengan tim
lain. Dimana kita tahu akan ada tim yang menang dan yang lain akan kalah.
Kompetisi dapat memberikan beberapa emosi yang intens.
Kadang anak-anak dalam tim begitu bersemangat membahas
tentang kemenangan sehingga bisa saja mereka sampai berteriak atau marah jika
ada temannya yang melakukan kesalahan. Hal ini bisa saja menimbulkan stes
terutama jika anak kita yang melakukan kesalahan tersebut.
Semua orang bisa melakukan kesalahan dan seharusnya tidak
mendapatkan ejekan karenanya. Jika anak kita sering mendapatkan ejekan atau
cercaan karena kesalahan saat bermain di lapangan, maka tidak ada salahnya
berbicara dengan pelatih olahraganya. Kadang anak perlu diingatkan tentang
bagaimana cara menghargai dan menghormati satu sama lain.
Tetapi kita juga harus mengingatkan anak bahwa bergabung dengan sebuah tim olahraga pun bisa menjadi pengalaman yang hebat. Dia bisa meningkatkan keterampilannya dalam olahraga yang menjadi minatnya dan mempunyai semangat tim saat bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan
Dan jika anak kita memiliki pengalaman buruk dengan tim olahraga saat ini, mungkin sudah waktunya untuk mencoba olahraga yang baru atau bergabung dengan tim yang baru.
Ada beberapa klub dengan program yang lebih menekankan pada pembangunan keterampilan setiap pesertanya bukan untuk saling bersaing.
4. Memilih Olahraga yang Tepat
Banyak anak yang mencoba sepakbola atau bulutangkis. Tetapi bagaimana jika olahraga terbaik anak kita adalah bola voli atau senam ?
Beberapa anak ada yang secara alami memang anggun. Sementara yang lain mungkin tergolong anak yang kuat dan sebagian lagi punya ambisi yang besar.
Kita harus faham, bahwa setiap jenis olahraga membutuhkan keterampilan yang berbeda-beda sehingga mungkin kita harus mendorong anak untuk mau mencoba bermacam-macam olahraga untuk dapat menemukan yang paling tepat dan baik untuknya.
Beberapa aktivitas mungkin tidak dianggap sebagai "olahraga" seperti karate dan lainnya, tetapi itu adalah salah satu cara yang tepat untuk menjadikan anak tetap aktif bergerak.
Jika anak tidak suka bergabung dalam tim yang banya orang, maka kita bisa menyarankannya untuk ikut olahraga yang sifatnya individual. Dalam olahraga individual, anak berolahraga untuk dirinya sendiri. Kita pun dapat mengkuti kompetisi jika mau, atau cukup sebagai sarana untuk bersenang-senang saja.
5. Pentingnya Berolahraga
Setiap orang tua ingin anak mereka mau berolahraga dan menjadi aktif. Ada alasan yang baik di dalamnya. Berolahraga adalah salah satu bentuk latihan untuk menjadikan tubuh anak menjadi lebih sehat dan bugar.
Kita dapat membatasi konsumsi benda-benda elektronik, seperti: TV, komputer, dan ponsel sehingga secara alami anak kita pun akan menjadi aktif. Kita bisa mengajak anak bermain diluar rumah dan menghirup udara segar, hal ini tentunya lebih baik dibanding bermalas malasan di kamar atau di sofa.
Berikut ini beberapa manfaat olahraga bagi kesehatan:
a. Olahraga Baik Untuk Jantung
Kita tahu bahwa jantung termasuk kelompok otot. Jantung selalu bekerja keras, memompa darah setiap hari dalam kehidupan kita dan kita dapat membantu menguatkan otot kita dengan melakukan latihan aerobik.
Aerobik secara sederhana berarti "mengambil udara", jadi latihan aerobik adalah jenis aktivitas yang membutuhkan oksigen. Sewaktu kita bernafas, kita mengambil oksigen. Dan jika melakukan latihan aerobik, mungkin kita akan bernafas lebih cepat dari biasanya.
Aktivitas aerobik menjadikan jantung memompa darah lebih cepat, membuat kita berkeringat, dan mempercepat laju pernafasan kita.
Dengan memberi jantung kita jenis latihan seperti ini secara teratur, maka jantung akan dapat bekerja lebih baik, yaitu memberikan oksigen (dalam bentuk oksigen yang dibawa sel darah) ke seluruh bagian tubuh kita.
Sudah tidak sabar ingin melakukan latihan aerobik ? Olahraga yang termasuk jenis latihan aerobik, antara lain: berenang, basket, jogging, sepakbola, dan lainnya. Lompat tali juga termasuk dalam latihan aerobik.
b. Olahraga Menguatkan Otot
Adapula jenis olahraga yang dapat membantu memperkuat otot-otot. Apakah anak kita suka melakukan push up atau berayun di "kandang monyet" (monkey bar) di taman bermain ? Mereka termasuk latihan untuk membangun kekuatan. Dengan menggunakan otot untuk melakukan hal-hal kuat, maka mereka dapat menjadikan tubuh lebih kuat.
Untuk remaja yang lebih tua dan orang dewasa, jenis latihan seperti ini dapat pula menjadikan otot lebih besar.
Berikut beberapa latihan yang dapat membuat otot lebih kuat: Push up, pull up, berlari, bersepeda dan lainnya.
c. Olahraga Menjadikan Tubuh Lebih Fleksibel
Dapatkah kita menyentuh jari-jari kaki dengan mudah tanpa perlu berteriak "aduuh"? kebanyakan anak masih cukup fleksibel, yang berarti bahwa mereka dapat menekuk dan merenggangkan tubuh merka tanpa banyak kesulitan.
Latihan semacam ini terasa sangat baik, misalnya melakukan peregangan di pagi hari saat bangun tidur. Menjadi fleksibel artinya memiliki "jangkauan gerak penuh", yang artinya dapat menggerakkan tangan dan kaki dengan bebas tanpa merasa kaku atau sakit.
Berikut beberapa latihan yang dapat dilakukan untuk memperoleh fleksibilitas tubuh yang baik: senam, yoga, seni bela diri, dan lainnya.
d. Olahraga Dapat Menjaga Berat Badan Ideal
Makanan memberi bahan bakar untuk tubuh dalam bentuk kalori yang merupakan salah satu jenis energi. Tubuh membutuhkan jumlah kalori setiap hari untuk menjalankan fungsinya bernafas, berjalan, dan melakukan aktivitasnya.
Tetapi jika anak kita tergolong aktif, maka tubuh mereka membutuhkan kalori tambahan kalori atau energi. Dan sebaliknya jika anak kita tidak terlalu aktif maka tubuh mereka tidak membutuhkan banyak kalori.
Apapun kebutuhan kalori anak kita, jika mereka cukup makan sesuai dengan keperluan, maka berat badan mereka akan tetap seimbang. Dan jika anak kita makan lebih banyak dari kalori yang dibutuhkan tubuh, msks mungkin sisanya akan disimpan sebagai lemak, dan mereka pun mulai mengalami kegemukan.
Bagaimanapun juga anak yang berolahraga akan memberikan dampak yang baik bagi tubuhnya, namun perlu digaris bawahi bahwa anak tidak boleh dipaksa dalam melakukan sesuatu, anda harus bersabar dab terus memancing anak untuk melakukan aktivitas fisik. Memaksakan anak berolahraga justru akan membuatnya tertekan dan berujung pada renggangnya hubungan orangtua dan anak.
Bagaimanapun juga anak yang berolahraga akan memberikan dampak yang baik bagi tubuhnya, namun perlu digaris bawahi bahwa anak tidak boleh dipaksa dalam melakukan sesuatu, anda harus bersabar dab terus memancing anak untuk melakukan aktivitas fisik. Memaksakan anak berolahraga justru akan membuatnya tertekan dan berujung pada renggangnya hubungan orangtua dan anak.
0 komentar:
Posting Komentar