Lempar lembing atau yang biasa juga disebut dengan Javeling Throw dalam bahasa Inggris merupakan salah satu nomor olahraga lempat dalam atletik. Olahraga ini salah satu olahraga tradisional dan sangat sedikit sejarah yang menjelaskan kapan olahraga ini pertama kali muncul.
Nah, sebelum kita berbicara dan membahas mengenai sejarah lempar lembing, maka penting kami kira untuk membahas terlebih dahulu induk organisasi yang menaungi olahraga lempar ini, karena lempar lembing masuk dalam salah satu cabang atletik maka secara otomatis induk olahraganya juga berada dibawah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) untuk skala nasional dan IAAF (Intternasional Amateur Athletic Federation) untuk skala Internasional.
Secara sederhanan olahraga lempar lembing bisa diartikan sebagai olahraga individu yang cara melakukannya adalah dengan melemparkan sejauh mungkin benda semacam tombat dengan ujung yang runcing dan sedikit lebih ringan, benda inilah yang biasa disebut dengan lembing. Tentu saja untuk membuat lemparan yang jauh diperlukan kekuatan, teknik yang benar serta kecepatan, perpaduan dari ketiga hal tersebut akan menjadikan lemparan lembing anda menjad lebih maksimal.
Setelah mengenal sedikit mengenai apa lempar lembing itu, maka tibalah kita masuk dalam pembahasan utama kita yaitu mengenai sejarah lempar lembing. Seperti apakah sejarah awal dari lempar lembing? pertanyaan itu akan kami bahas dalam tulisan kali ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi teman-teman sekalian yang saya cintai, lebay deh. hehehe
Sejarah Lempar Lembing
Sejarah lempar lembing bermula dari kebiasaan nenek moyang kita dulu yang suka berburu, saat berburu nenek moyang kita biasa menggunakan panah dan juga tombak untuk melumpuhkan hewan buruannya. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing juga merupakan olaharaga yang diadopsi dari kebiasaan-kebiasaan orang-orang pada zaman dahulu. Selain digunakan berburu, tombak ini juga digunakan untuk melindungi diri dari serangan dari kelompok lainnya ataupun untuk berperang.
Seiring dengan berjalannya waktu, setelah manusia menemukan cara tersendiri untuk bertahan hidup tanpa berpindah-pindah yaitu dengan cara bertani maka secara perlahan aktivitas berburu juga sudah mulai dikurangi.
Maka Setelah terjadinya perubahan dari gaya hidup dan aktivitas, maka secara otomatis terjadi pula pergseran mengenai kebiasaan-kebiasaan yang dulu sering dilakukan, kalau kemudian lembing (tombak) dulu mereka gunakan untuk berburu, maka saat itu latihan menombak dilakukan hanya sebagai ajang kekuatan dan adu kemampuan bagi kamu lelaki, meskipun belum ada bukti otentik dari hal-hal tersebut karena sedikit sekali artikel yang membahas mengenai sejarah dari olahraga lempar lembing ini. Beberapa orang kemudian berpendapat bahwa olahraga ini sudah berkembang sejak zaman Yunani kuno. Saat itu memang prajurit-prajurit Yunani dikenal sebagai petarung dan penombak yang hebat.
Berawal dari perubahan-perubahan tersebut maka aktivitas fisik seperti berburu menggunakan tombak juga diganti menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan, meskipun saat itu tentu saja aturan dan cara melemparnya berbeda dengan yang kita lihat sekarang.
Olahraga lempar lembing ini juga dikenal di peradaban Mesir kuno dan China, namun saat itu memang tidak sepopuler yang ada di Yunani, jadi sebenarnya cukup beralasan anggapan yang mengatakan bahwa lempar lembing berasal dari Yunani kuno.
Sejarah Lempar Lembing di Olimpiade
Lempar lembing mulai dipertandingkan sebagai salah satu cabang olahraga pada di Olimpiade pada tahun 1908, lembing yang digunakan sepanjang 2,5 meter yang dilempar dengan maksimal sehingga lembingnya bisa terbang sejauh mungkin. Pada awal dipertandingkan olahraga lempar lembing ini sudah banyak diminati, hal ini terbukti saat itu atlet yang berpartisipasi sekitar 42 orang dari 11 negara berbeda, sebuah angka yang fantastis untuk cabang olahraga yang baru pertama kali dipertandingkan.
Atlet Erik Lundqvist dari Swedia merupakan orang pertama yang menjuarai turnamen ini, ia berhasil melakukan lemparan 54,83 meter atau sekitar separuh lapangan sepakbola.
Perang dunia I juga mempengaruhi pelaksanaan olimpiade, saat itu olimpiade sempat ditunda dan dilanjutkan kembali pada tahun 1920 saat kondisi dianggap sudah memungkinkan dan aman untuk melaksanakan kegiatan internasional seperti olimpiade. Pada tahun 1920 itulah Johny Myra yang berasal dari negara Finlandia berhasil keluar sebagai juara dengan mengalahkan rekor sebelumnya, lemparan yang berhasil dilakukan adalah sekitar 65,96 meter. Begitupun dengan Olimpiade 4 tahun selanjutnya yaitu tahun 1924, Myra berhasil mempertahankan posisinya sebagai juara olimpiade dengan jarak lemparan lebih sedikit dari sebelumnya yaitu 62,92 meter.
Demikianlah informasi mengenai sejarah lempar lembing, dengan mengetahui sejarah tentu akan membuat kita lebih bersyukur dan banyak belajar dari orang-orang hebat sebelum kita. Semoga tulisan kami ini memberikan manfaat bagi teman-teman. Dan sampai berjumpa di tulisan kami selanjutnya. Terima Kasih
Pada Olimpiade tahun 1928 menjadi penyelenggaran lempar lembing terbesar, saat itu peserta yang datang terdiri dari 18 negara dengan jumlah total atler 28 orang. Kala itu atlet dari Swedia keluar sebagai juara, Erik Lundqvist namanya dengan jarak lemparan cukup jauh yaitu 66,6 meter.
Olahraga lempar lembing ini dahulunya hanya boleh diikuti oleh kaum lelaki saja, barulah kemudian olimpiade tahun 1932 yang dilaksanakan di Amerika, lempar lembing untuk atlet wanita pertama kalinya dilaksanakan. Babe Didrikson yang berasal dari Amerika berhasil mengukir sejarah dengan keluar sebagai juara pertama dengan total jarak lemparan saat itu sejauh 43,68 meter.
Peraturan Lempar Lembing
Dewasa ini, setelah lempar lembing semakin profesional dalam pelaksanaannya, maka dibuatlah kemudian aturan-aturan ketat dan jelas yang harus diikuti oleh atlet. Aturan yang dibuat mencakup seperti apa lembing yang dilempar, bentuk maupun beratnya.
Pada kompetisi internasional, maka lembing yang dilempar untuk pria adalah 2,6-2,7 meter dengan berat 800 gram. Sedangkan untuk atlet wanitanya panjang lembing yang dilemparkan adalh 2,2-2,3 meter dengan berat 600 gram. Lembing yang dilempar sudah dilengkapi dengan penggenggam yang memiliki lebar 150 mm.
Teknik melempar dalam lempar lembing tidak boleh sembarangan, karena hal tersebut telah ditentukan sebelumnya oleh IAAF. Sedangkan untuk lapangannya sendiri memiliki panjang minimal 30 meter dengan lebar 4 meter, setelah atlet melempar lembingnya, maka atlet tidak boleh langsung meninggalkan lapangan, ia harus menunggu sampai lembing yang dilempar menancap sepenuhnya di tanah. Saat melempar maka sudut yang terbentuk adalah sekitar 28,98 derajat.
Demikianlah informasi mengenai sejarah lempar lembing, dengan mengetahui sejarah tentu akan membuat kita lebih bersyukur dan banyak belajar dari orang-orang hebat sebelum kita. Semoga tulisan kami ini memberikan manfaat bagi teman-teman. Dan sampai berjumpa di tulisan kami selanjutnya. Terima Kasih
0 komentar:
Posting Komentar