Kriket merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh 2 tim. Masing-masing terdiri atas 11 orang pemain. Olahraga kriket hampir mirip dengan olahraga kasti yang kita kenal. Perbedaannya, dalam olahraga kasti, pemukul harus mengelilingi lapangan setelah memukul bola. Tetapi pada olahraga kriket, pemukul hanya perlu berlari bolak balik di dalam pitch.
Sejarah Kriket
Asal mula permainan kriket masih belum bisa dipastikan. Namun ada bukti yang mengarahkan bahwa selama masa Saxon atau Norman sebuah permainan mirip kriket dimainkan oleh anak-anak yang tinggal di Weald, sebuah kawasan hutan lebat di sebelah selatan Inggris. Permainan anak-anak ini diyakini terus bertahan dan berkembang menjadi permainan yang dimainkan oleh orang dewasa pada awal abad ke-17. Tahun 1598, dalam sebuah catatan sejarah, tertulis sebuah permainan yang disebut dengan “creckett”.
Permainan kriket modern bermula dari Inggris. Kemudian diperkenalkan ke Amerika Utara pada abad ke-17. Pertandingan kriket bertaraf internasional pertama kali dilaksanakan pada tahun 1844. Meski di Indonesia permainan ini tidak begitu dikenal, namun di negara-negara Asia Selatan, seperti negara India, Pakistan, dan Srilangka, kriket termasuk dalam kategori olahraga yang populer.
Sarana dan Prasarana Kriket
1. Lapangan Kriket
Permainan kriket dimainkan di sebuah lapangan rumput yang berbentuk oval. Lapangan kriket memiliki diameter yang bervariasi, antara 137 m sampai 150 m. Ditengah-tengahnya, terdapat area berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 3 m. Area inilah yang disebut dengan pitch yang merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk memukul dan membowling bola yang kedua ujungnya ditanam stump. Stump ini sama dengan gawang yang harus dilindungi oleh batman (pemukul bola). Pada kedua ujung lapangan terdapat gawang kecil. Setiap gawang ini terdiri dari tiga tunggal kayu yang dipalu ke dalam tanah dan ditutup dengan dua bails. Dalam sebagaian besar lapangan, terdapat sebuah batas pemisah pinggir lapangan yang dinamakan dengan boundary.
2. Bola
Dalam memainkan kriket, bola yang digunakan terbuat dari bahan gabus yang dililit tali dan ditutupi oleh bahan kulit, lalu dijahit supaya kuat dan tidak mudah rusak. Untuk sebuah kompetisi tingkat tinggi, bola umumnya ditutupi dengan 4 lapisan kulit. Sementara untuk kompetisi dalam tingkat yang lebih rendah, bola hanya ditutupi dengan 2 lapisan kulit. Bola dengan kualitas ini hanya populer digunakan untuk latihan. Harganya pun lebih murah dibandingkan bola yang memiliki kualitas 4 lapisan kulit.
3. Tongkat
Tongkat yang digunakan dalam permainan kriket bentuknya cukup unik, menyerupai bentuk tongkat kriket menyerupai paddle atau dayung. Bentuknya pipih dan memilki pegangan berbentuk silinder. Tongkat kriket biasanya dibuat dari bahan kayu. Lebar tongkat tidak boleh lebih dari 4.25 inci (108 mm) dan panjang tongkat tidak lebih dari 38 inci (970 mm). Tongkat kriket digunakan oleh batman, sebutan untuk pemukul bola.
4. Headguard (pelindung kepala)
Seperti dalam permainan hoki, pemain kriket juga menggunakan headguard atau helm untuk melindungi kepala. Headguard ini sangat penting perannya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pemain terkena pukulan bola yang keras.
5. Pads
Pads merupakan bantalan yang digunakan untuk melindungi kaki dan lutut.
6. Batting Gloves
Batting gloves adalah sarung tangan yang digunakan oleh para pemain. Pemukul bola menggunakan sarung tangan yang berbeda dengan pemain lainnya.
Bentuk Permainan
Kriket adalah pertarungan antar tim untuk memperebutkan lebih banyak run (angka) dibanding tim lainnya. Bentuk permainan kriket tidak jauh berbeda dengan bisbol dan softball. Meskipun menggunakan bola dan tongkat yang berbeda bentuk maupun ukurannya. Permainan dimulai dengan mengirim kapten dari masing-masing tim untuk melempar koin. Kapten yang menang akan memutuskan tim yang mana yang akan memukul bola dan melempar pertama kali.
Permainan berlanjut dengan turunnya dua pemain dari pihak pemukul yang akan melakukan “batting”. Kedua pemukul berdiri di depan stump masing-masing yang berada di atas pitch. Posisi kedua pemukul saling berseberangan. Pemukul pertama siap memukul bola dan pemukul kedua siap untuk berlari ke ujung stump lain yaitu ke arah pemukul pertama lalu berlari kembali jika bola belum diambil oleh regu fielding. Apabila salah satu pemukul mati, maka digantikan oleh pemukul lainnya dan begitu seterusnya. Taip-tiap pemukul berusaha memukul bola sebanyak mungkin untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya.
Sementara tim lawan menyiapkan seorang pelempar bola. Sementara dan 10 pemain yang lain melakukan “fielding” atau menangkap bola setelah dipukul. Dalam setiap lemparan, tim pelempar berupaya untuk menjatuhkan stud, yaitu benda yang berada diatas tiga tiang di belakang masing-masing pemukul. Jika lemparan bola dapat menjatuhkan stud atau bola yag dipukul bisa ditangkap lawan sebelum menyentuh tanah, maka “pemukul” harus keluar lapangan dan disebut “wicket”.
Tidak ada ukuran waktu dalam permainan kriket. Oleh karena itu, permainan ini bisa berlangsung seharian, dari pagi hingga petang. Bahkan bisa juga berlangsung selama lima hari. Pemain kriket memainkan seri bola yang disebut “over”. Satu over terdiri atas 6 bola atau 6 lemparan. Pada kejuaraan resmi tim akan memainkan hingga 50 over atau sekitar 300 bola.
Nah, demikianlah informasi mengenai sejarah kriket dan sarana dan prasarananya. Semoga bermanfaat. Terima kasih
0 komentar:
Posting Komentar