1. Karakteristik Permainan Bulutangkis
Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dilakukan dengan cara satu orang melawan satu atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan shuttle mejadi objek yang dipukul, sedangkan untuk lapangan sendiri berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net di bagian tengah untuk memisahkan daerah permainan yang satu dengan lainnya.
Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha menjatuhkan shuttle di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttle dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri.
Gerakan dalam permainan bulutangkis beraneka ragam, ada gerakan memukul dengan raket, gerakan berdiri, melangkah, berlari, gerakan menggeser, meloncat, gerakan badan ke berbagai arah dari posisi diam, dan lainnya. Kesemua gerakan ini terangkai dalam suatu pola gerak yang menghasilkan suatu kesatuan gerak pemain bulutangkis untuk menyelesaikan tugas gerak.
2. Bentuk Gerak Dasar yang Terkait Dengan Teknik Dasar
Dilihat dari rumpun gerak dan jenis keterampilannya, seluruh gerakan yang ada dalam permainan bulutangkis bersumber dari tiga gerakan dasar, yaitu:
- Lokomotor (berpindah), contoh gerakannya yaitu gerakan menggeser, melangkah, berlari, memutar badan dan melompat.
- Non Lokomotor (tidak berpindah), contoh gerakannya yaitu sikap berdiri saat melakukan servis atau pada saat menerima servis, gerakan melenting, menjangkau, atau merubah berbagai posisi badan.
- Manipulatif, gerak ini terwakili oleh adanya gerakan memukul shuttlecock dengan raket dari berbagai posisi.
Dari bentuk gerakan dalam permainan bulutangkis diatas, ada beberapa pola gerak yang sifatnya dominan merupakan gerakan ciri utama permainan bulutangkis, diantaranya:
- Berbagai macam cara berdiri, melangkah ke berbagai arah; melangkah ke depan/belakang/ kesamping kiri atau kanan, mundur, serong kiri atau kanan.
- Melompat ketika melakukan pukulan-pukulan atas.
- Memukul shuttlecock dengan raket, pukulan diatas kepala (overhead strokes), pukulan dari samping atau mendatar (side arm strokes), dan dari bawah (under hand strokes).
Gerakan-gerakan melangkah, menggeser ke kiri dan ke kanan, maju dan mundur, serta sesekali melompat, perlu dibina/dilatih terlebih dahulu. Hal ini bisa mengarahkan terkuasainya kerja kaki (foot work) yang baik. Pemain yang menggunakan tangan kanan, maka harus dilakukan dengan posisi kaki kanan di depan untuk mengambil shuttlecock di depan, sebaliknya ketika mengambil shuttlecock dibelakang maka kaki kanan biasanya dibelakang pula.
3. Tuntutan Kondisi Fisik
Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang membutuhkan daya tah keseluruhan. Jika disimak dari aspek pelaksanaan stokes satu persatu, maka memerlukan kemampuan anaerobic, namun rangkaian kegiatan keseluruhan dilaksanakan dalam satu permainan, menunjukkan sifat sebagai cabang anarrobic-aerobik dominan.
Cabang ini memerlukan kecepatan dan mobilitas gerakan dikombinasikan dengan agilitas (kelincahan) yang biasanya dimanfaatkan untuk menutup lapangan, atau untuk mengejar shuttlecock ke segala arah.
Power juga dibutuhkan, untuk melakukan pukulan, apalagi pukulan serangan. Bulutangkis juga memerlukan kaulitas kelentukan atau fleksibilitas yang baik untuk menjangkau shuttlecock yang jatuh di depan atau dibelakang kepala.
Kondisi fisik adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang atlet secara umum, baik yang ditampakkan maupun belum ditampakkan. Dilihat dari aspek keolahragaan, kondisi fisik dalam permainan bulutangkis sebagai penunjang dalam konsep pembinaan atlet, diantaranya:
- Kekuatan (Strength)
- Daya Tahan Otot
- Kecepatan (Speed)
- Kelincahan (Agility)
- Kelentukan (Flexibility)
- Daya Ledak (Power)
- Daya Tahan Umum (Cardiovascular)
0 komentar:
Posting Komentar