Penjas merupakan salah satu pelajaran yang diminati oleh murid yang ada di sekolah, mereka bisa melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan mengedukasi. Olehnya itu amat penting bagi guru penjas di sekolah untuk selalu memperhatikan cara mengajar penjas yang baik dan benar agar supaya siswa menjadi lebih aktif dan tujuan pendidikan secara umum melalui penjas dapat tercapai. Bagaimana cara mengajar penjas yang baik dan benar? Berikut jawabannya.
Mengajar Penjas
Proses pembelajaran Penjasorkes dilaksanakan secara sistematika sebagai berikut:
Pendahuluan (warming up)
Pendahuluan dalam penjasorkes juga disebut dengan pemanasan. Pemanasan dilakukan dengan tujuan utama mengikuti kegiatan pembelajaran inti. Bentuk gerakan hendaknya melibatkan sebagaian besar otot tubuh. Sehubungan dengan keterbatasan waktu, perkirakan alokasi waktu 10% dari total waktu pertemuan belajar.perlu diketahui bahwa pemanasan tidak hanya melakukan bentuk-bentuk gerak saja, tetapi gerak tersebut harus dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh.
Baca Juga: Teknik Blok Dalam Tenis Meja yang Benar
Baca Juga: Teknik Blok Dalam Tenis Meja yang Benar
Kesiapan fisik juga menyiratkan agar siswa dapat terhindar dari cedera yang disebabkan kekurangsiapan atau karena kurang pemanasan. Panas tubuh akan memadai karena telah terjadi metabolisme di dalam organ-organ tubuh secara langsung yang berkaitan dengan munculnya semangat dan kesiapan melakukan aktivitas fisik yang lebih berat.
Latihan inti/pokok
Latihan pokok dapat dikategorikan menjadi dua bagian utama, yaitu Latihan pokok A. Latihan ini merupakan bentuk latihan yang berhubungan dengan pembelajaran gerak baru atau ia mengulang bentuk gerakan pada pertemuan yang lalu. Bila pembelajaran dilangsungkan untuk mempelajari bentuk gerak baru, perhatian guru terhadap pentahapan pembelajaran gerak diberikan secara proporsional. Bila pembelajaran dilangsungkan untuk mengulang bentuk gerak yang dikuasai maka perhatian guru terhadap gerak lebih terfokus kepada frekuensi pengulangan dan umpan balik yang bermakna. Makin banyak siswa memiliki kesempatan untuk melakukan pengulangan yang disertai umpan balik akan makin cepat pula proses pemerolehan keterampilan gerak tersebut.
Baca Juga: Teknik Menyundul Dalam Sepakbola
Baca Juga: Teknik Menyundul Dalam Sepakbola
Latihan pokok B, latihan ini pada dasarnya merupakan penerapan dari latihan pokok A dengan tempo dan intensitas yang makin ditingkatkan. Dengan demikian, latihan pokok B terjadi peningkatan intensitas kerja fisik yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan dilakukan dalam waktu yang direkomendasikan. Umpan balik untuk memperbaiki unjuk kerja keterampilan gerak dan memadukan berbagai komponen yang telah dipelajari agar terbentuk rangkaian keterampilan gerak tubuh. Pelaksanaan pembelajaran pokok B inilah yang merupakan puncak dari aktivitas fisik dalam pendidikan jasmani.
Latihan penutup
Latihan penutup yang biasa disebut dengan pendinginan bertujuan untuk mengembalikna fisik dan mental siswa pada keadaan yang sesungguhnya sehingga ia siap menerima pelajaran lainnya. Latihan penutup biasanya dilakukan dengan melakukan bentuk-bentuk gerak ringan, kemudian dilanjutkan dengan menarik kesimpulan-kesimpulan tentang pembelajaran tersebut.
Bagaimana Cara Mengaktifkan Siswa dalam Pelajaran Penjas
Tujuan dari pendidikan jasmani adalah siswa dapat belajar gerak bukan guru. Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan tugas gerak setelah mendapatan informasi tentang bentuk-bentuk gerak yang harus dilakukannya. Tidak membiarkan siswa terlalu lama diam dan tidak melakukan aktivitas fisik selama proses pembelajaran. Hindari pemberian penjelasan yang lama agar siswa tidak berdiam diri dan hanya menjelaskan penjelasan.
Intensitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran harus menunjukkan kadar yang tinggi, tanpa keterlibatan secara aktif dalam tiap tahap pembelajaran penjasorkes akan mengakibatkan kehilangan nilai-nilainya. Penjasorkes bukan lagi pendidikan yang bertumpu pada aktivitas gerak saja, melainkan keterlibatan siswa secara totalitas menjadi menjadi prioritas untuk meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang ingin dicapai dalam proses pembelajarannya.
Baca Juga: Teknik Langkah Kaki/Footwork Dalam Bulutangkis
Baca Juga: Teknik Langkah Kaki/Footwork Dalam Bulutangkis
Guru harus mempertimbangkan agar keterlibatan siswa tidak hanya terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, tetap juga pada awal proses belajar diberlangsungkan. Penentuan tujuan, penilaian materi, metode, dan cara menilai keberhasilan belajar perlu juga melibatkan mereka. Keterlibatan siswa secara aktif pada awal proses pembelajaran diharapkan mereka memiliki tanggung jawab yang besar untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan bersama.
Menetapkan Metode Pembelajaran Penjas yang Efektif
Sampai saat ini belum teruji bahwa satu metode pembelajaran memiliki efektivitas yang lebih baik dari pada metode lainnya pada semua situasi belajar. Pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi yang hendak diciptakan dan bahan belajar yang disajikan.
Namun, pemilihan metode hendaknya juga mempertimbangkan gerak dan kejiwaan siswa. Metode pembelajaran yang berfokus kepada otoritas guru secara berangsur-angsur harus digeser ke arah demokrat sesuai dengan perkembangan gerak dan kejiwaan. Makin bertambah usia anak akan menunjukkan kemampuan analisis yang kritis dan menuntut perlakuan yang berbeda dari masa sebelumnya. Dengan dmeikian, metode pembelajaran harus dapat mengakomodir hal tersebut. Libatkan siswa untuk memilih dan menetapkan metode mengajar yang terbaik untuknya, bukan untuk guru. Berikan tanggung jawab yag terkontrol agar siswa melakukan pembelajaran esuai dengan pilihan dan kemampuannya. Untuk melakukan hal ini, guru harus mempersiapkan diri guna meningkatkan wawasan sebagai guru yang memiliki kompetensi profesional.
Baca Juga: Macam-macam Pukulan Dalam Bulutangkis
Baca Juga: Macam-macam Pukulan Dalam Bulutangkis
Mengukur Keberhasilan Pendidikan Jasmani
Perlu ditegaskan bahwa yang diukur dalam pembelajaran penjasorkes adalah penguasaan konsep gerak dasar keterampilan olahraga bukan yang lainnya. Pengukuran keberhasilan yang berkembang dan menjadi kecenderungan adalah mengukur penguasaan keterampilan melalui kemampuan kognitif dan afektif. Sebaiknya hal ini dihindari oleh guru penjas. Mengukur keberhasilan penguasaan keterampilan telah tercakup kemampuan kognitif dan afektif. Sebagai contoh, pada saat guru menilai keberhasilan siswa memasukkan bola ke dalam keranjang. Pada saat akan melakukannya dia memperhitungkan jarak antara dirinya dengan jaring, tinggi jaring, berat bola sehingga dapat memperkirakan energi yang dibutuhkan untuk memasukkan bola tersebut ke dalam jaring dengan tepat.
Instrumen pengukuran harus dikembangkan atas dasar kemungkinan keterampilan gerak yang dapat dicapai oleh siswa dan telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Hal-hal yang berhubungan dengan pengukuran kemampuan mengingat dan memahami teori-teori penjasorkes hendaknya dilakukan dalam bentuk tugas-tugas yang integral dengan sistem penilaian.
Baca Juga: Sarana dan Prasarana Renang Terlengkap
Baca Juga: Sarana dan Prasarana Renang Terlengkap
Nah, itulah sedikit informasi mengenai cara mengajar penjas yang baik dan benar, tentu teman-teman juga punya caranya tersendiri dan semua cara-cara tersebut dapat kita kombinasikan untuk mencapait ujuan pendidikan jasmani secara umum.
0 komentar:
Posting Komentar