Penjaskesrek

Blog ini Berisi Informasi Seputar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang Cocok untuk Semua Kalangan.

Akibat Buruk Tidak Mencuci Tangan Bagi Pernafasan

Pada pembahasan sebelumnya telah kami jelaskan bahwa tangan kotor dapat menyebabkan penyakit. umumnya penyakit yang ditimbulkan akibat tidak mencuci tangan adalah penyakit sistem pernafasan dan pencernaan. Penderita kedua penyakit ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh penyakit yang disebabkan karena kurangnya menjaga kebersihan tangan dapat dengan mudah kita jumpai. Sebuta saja dlu, diare, batuk, cacingan merupakan contoh penyakit yang disebabkan karena kurang rajinnya mencuci tangan.

Cuci Tangan

Akibat Buruk Tidak Mencuci Tangan Bagi Pernafasan

Tangan dapat digunakan sebagai perantara penularan berbagai macam penyakit. salah satunya adalah penyakit pada sistem pernafasan. Penyakit ini dapat menular melalui udara dan tangan. Penularan melalui udara sudah sangat jelas. Apabila penderita bersin di depan umum tanpa menutup mulut ataupun hidungnya, penyakit tersebut dapat menular melalui udara.

Penyakit sistem pernafasan juga dapat menular melalui tangan. Hal ini terjadi jika pada saat penderita bersin, tangan digunakan untuk menutup hidungnya. Setelah itu, tanpa sengaja tangan tersebut digunakan untuk memegang gagang pintu. Apabila orang lain memegang gagang pintu tersebut dan tanpa sengaja memegang hidung secara langsung dapat tertular.

1. Influenza

Penyakit influenza dapat diketahui melalui gejalanya. Demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan batuk tanpa dahak merupakan gejala penyakit influenza atau biasa disebut flu. Influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu virus Arthomy. Virus tersebut menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan influenza.

Serangan influenza sering terjadi saat musim hujan. Virus influenza dapat menyerang semua golongan umur. Namu, jumlah penderita tertinggi adalah anak-anak.

Penyakit influenza dapat sembuh dengan sendirinya. Pada orang dewasa penyakit ini berlangsung 2-7 hari. Sementara itu, pada anak-anak penyakit influenza ini dapat menyerang lebih dari 10 hari. Dalam hal ini, faktor imunitas sangat berpengaruh. Biasanya orang dewasa mempunyai kekebalan tubuh lebih tinggi dari pada anak-anak.

Virus influenza dapat menyebar dari satu orang ke orang lain. Penularan virus ini dapat terjadi melalui tangan. Apabila tangan yang terkena virus  digunakan untuk menyentuh hidung, secara otomatis virus influenza masuk ke dalam sistem pernafasan. Penularan penyakit influenza juga dapat memalui tetesan air yang keluar saat batuk atau bersin. Tempat-tempat yang rentan terhadap penularan influenza adalah ruangan tertutup atau tempat-tempat umum yang sempit dan penuh.

Pengobatan penyakit influenza dapat dilakukan dengan memberikan kekebalan tubuh berupa vaksin influenza. Vaksin ini dimasukkan ke dalam tubuh seseorang agar orang tersebut kebal terhadap penyakit influenza. Pemberian vaksin paling utama diberikan kepada golongan yang mudah mengalami komplikasi seperti anak-anak.

Penularan penyakit influenza di masyarakat dapat dicegah. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Pola hidup bersih yang dapat diterapkan adalah dengan menutup hidung saat bersin. Menutup mulut pada saat batuk juga termasuk pola hidup bersih. Alat penutupnya tidak menggunakan tangan, tetapi dengan tisu. Tisu pun tidak dianjurkan untuk dibuang sembarangan. Hendaknya tisu dibuang di tempat sampah yang tertutup.


Mengonsumsi makanan bergizi dapat membantu tubuh membentuk zat antibodi secara alami. Zat antibodi sama artinya dengan zat kekebalan tubuh. Virus influenza akan sukar menyerang tubuh yang memiliki kekebalan.

2. Bronkitis

Bronkitis merupakan penyakit kronis yang dapat menyerang siapa saja. Tidak hanya anak-anak, bronkitis dapat menyerang orang dewasa. Penyakit bronkitis juga dikenal dengan istilah paru-paru basah.

Gejala bronkitis dapat berupa batuk setiap hari disertai pengeluaran dahak. Dahak berasal dari aktivitas pembelahan berlebih kelenjar lendir yang terdapat pada cabang batang tenggorokan ke paru-paru (bronkus). Akibat dari aktivitas tersebut terjadi pengeluaran lendir yang berlebihan dan lebih kental.

Penyakit bronkitis ini dapat berlangsung dalam waktu yang salam, bahkan bertahun-tahun. Penyakit bronkitis juga menjadi salah satu penyebab kematian. Terjadinya penyakit ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama yang memengaruhi timbulnya bronkitis adalah infeksi. Infeksi atau masuknya kuman penyakit menyebabkan kerusakan paru-paru yang akut.

Batuk pada bronkitis timbul akibat adanya infeksi saluran pernafasan. Batuk akan berkurang jika infeksi hilang. Sesak nafas yang timbul pada penyakit bronkitis diakibatkan adanya penyempitan saluran pernafasan (cabang-cabang bronkus). Akibatnya, saluran pernafasan tersebut menjadi sempit, berkelok-kelok, dan terjadi penyempitan rongga pembuluh darah.

Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya bronkitis pada seseorang. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa rontgen dada atau pemeriksaan darah.

Jika orang tersebut menderita bronkitis, hasil rontgen akan memperlihatkan bayang pada cabang tenggorokan yang menghubungkan ke paru-paru (bronkus) menebal. Pada pemeriksaan darah, penderita beronkitis diketahui dari tingkat kejenuhan hemoglobinnya yang turun. Ciri-ciri fisik yang terlihat pada penderita bronkitis adalah bagian bibir dan mata berwarna kebiruan karena darah kekurangan oksigen.

Ada tiga langkah untuk menangai penyakit bronkitis, yaitu pencegahan, pemberian obat, dan fisioterapi. Pencegahan yang dimaksud adalah mencegah bronkitis agar tidak kambuh. Hal ini dapat dilakukan dengan menjauhkan penderita dari lingkungan yang berpolusi. Asap dapat menyebabkan penderita bronkitis kambuh.


Pemberian obat kepada penderita bronkitis bertujuan untuk mengurangi penyumbatan pada pernafasan. Obat-obatan ini dapat memberikan efek samping. Salah satu efek sampingnya adalah timbul gerakan anggota tubuh yang tidak terkontrol seperti gemetar. Minum cukup air dapat membantu mengurangi pengeluaran lendir bagi penderita bronkitis. Air dapat membuat lender lebih encer.

Fisioterapi dapat pula dilakukan oleh penderita bronkitis. Fisioterapi ini bertujuan untuk melatih otot tubuh agar dapat berfungsi secara normal, terutama otot pernafasan. Selain itu, fisioterapi berguna untuk mengeluarkan lender dari saluran pernafasan, memperbaiki efisiensi pernafasan, serta meningkatkan kekuatan fisik.

3. Flu Burung

Flu burung juga disebut dengan Avian Influenza (AI). Penyakit menular ini disebabkan oleh virus yang menyerang unggas dan mamalia. Penyebab penyakit ini adalah virus H5N1. Sifat virus H5N1 dapat bertahan hidup di air hingga 4 hari pada suhu 22 C dan lebih dari 30 hari pada suhu 0 C. Virus H5N1 juga dapat bertahan lebih lama di dalam tubuh atau tinja unggas. Namun virus ini dapat mati pada pemanasan 60 C selama 30 menit.

Flu burung pertama kali terdeteksi di Hongkong pada tahun 1977. Pada akhir tahun 2004, flu burung menyebar di 10 negara Asia. Indonesia termasuk diantara negara tersebut dan memiliki persentase kematian yang cukup tinggi. Adapun penyebaran flu burung yang terjadi pada populasi unggas di suatu peternakan dapat meluar ke peternakan sekitarnya. Penyebaran kepada manusia dapat memalui kontak langsung dengan unggas yang sakit atau melalui permukaan yang terkontaminasi tinja unggas tersebut.

Gejala yang dialami oleh manusia yang terkena infeksi umumnya adalah demam, sakit tenggorokan, batuk, dan nyeri otot. Pada beberapa kasus terjadi pula gangguan pernafasan. Hal ini tergantung pada sistem kekebalan tubuh penderita. Gejala lebih lanjut dari flu burung adalah kerusakan jaringan tubuh yang menyebabkan kematian.

Orang-orang yang berada disekitar peternakan beresiko terkenal flu burung. Tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah flu burung adalah dengan menjaga kebersihan diri. Mencuci tangan menggunakan air dan sabun merupakan solusi terbaik mencegah infeksi flu burung. Oleh karena itu, mencuci tangan setelah melakukan kegiatan di sekitar peternakan harus dilakukan, terlebih ketika sebelum menyentuh makanan.

4. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan, seperti hidung, sinus, faring, atau laring. Penyakit ISPA merupakan kelompok penyakit yang kompleks atau heterogen. Artinya, penyakit ini disebabkan oleh lebih dari satu jenis virus, bakteri, atau jamur. Virus penyebab ISPA ada beberapa macam, antara lain golongan mikro virus yang terdiri atas virus influenza, virus parainfluenza, dan virus campak. Penyakit ISPA juga disebabkan oleh bakteri, seperti Streptococcus hemoliticus, stafilococcus, dan pnemococcus.

Bakteri-bakteri penyebab ISPA masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara maupun tangan. Bakteri tersebut menempel pada seluruh saluran pernafasan bagian atas, yaitu tenggorokan dan hidung. Bakteri penyebab ISPA mudah menyerang balita dan anak-anak karena kekebalan tubuh mereka lemah, terutama saat perubahan musim panas ke musim hujan.

Balita yang rentan terserang ISPA adalah balita dibawah umur 2 bulan. Terutama bila balita kekurangan gizi dan berat badan lahir rendah. Sebagian besar anak yang terserang ISPA menunjukkan gejala, seperti batuk, flu, demam, sesak nafas, dan suhu tubuh 38,5  C.

Penyakit ISPA dapat digolongkan menjadi tiga menurut derajat keparahannya, yaitu ISPA ringan, ISPA sedang, dan ISPA berat. ISPA ringan dapat dirasakan orang awam dengan gejala seperti batuk, serak, pilek dan demam. Jika anak menderita ISPA ringan, perawatannya cukup dilakukan  dir rumah dengan memberikan obat penurun panas. Adapun gejala yang terlihat pada ISPA sedang seperti demam tinggi, tenggorokan berwarna merah, sesak nafas, dan timbul bercak-bercak seperti campak.
Penyakit ISPA berat ditunjukkan dengan beberapa gejal, seperti bibir atau kulit membiru, tenggorokan berwarna merah, sesak nafas, pernafasan berbunyi seperti mendengkur, dan denyut nadi cepat. Penyakit ISPA ringan dapat berubah menjadi ISPA sedang, bahkan berat. Tindakan yang harus dilakukan adalah dengan memantau keadaan gizi, kebersihan, dan keadaan lingkungan.

Itulah informasi seputar akibat buruk tidak mencuci tangan bagi pernafasan, semoga bisa memberikan tambahan informasi kepada kita semua. Terima kasih.

Akibat Buruk Tidak Mencuci Tangan Bagi Pernafasan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ikbal H

0 komentar:

Posting Komentar