Menembak adalah salah satu cabang olahraga yang membutuhkan keahlian tertentu. Untuk dapat mengenai sasaran tembakan, dengan menggunakan senapan angin dalam berbagai ukuran. Selain itu, kegiatan berburu juga termasuk dalam cabang olahraga menembak menembak. Kini berburu dan menembak sasaran sudah menjadi kegemaran para atlit di Indonesia.
Sejarah Olahraga Menembak
Kegiatan berburu sudah ada sejak zaman colonial belanda. Bahkan pemerintah Belanda saat itu membentuk suatu perkumpulan pemburu, yang disebut dengan nederlands Indische Jagersgenootschap (NJG).
Tetapi setelah kemerdekaan Indonesia, kegiatan organisasi ini dialihkan ke dalam organisasi baru. Yaitu Perhimpunan Olahraga Perburuan Indonesia (Forpi) sekitar tahun 1950-an. Titik berat pembinaan ketika itu benar-benar bidang perburuan.
Sedangkan olahraga Menembak Sasaran masih mengalami beberapa hambatan, antara lain peralatan olahraga Menembak Sasaran lebih mahal dari pada alat-alat Olahraga Berburu. Apalagi lapangan Olahraga Menembak Sasaran masih sulit dibangun.
Olahraga berburu terus berkembang, apalagi peraturan belum ketat, sementara satwa masih berlimpah. Sedangkan senjata-senjata yang digunakan juga senjata yang diperbaiki kembali dari senjata militer, sehingga olahraga ini semakin berkembang.
Sekitar tahun 1960, sekelompok perwira Angkatan Darat mulai mempopulerkan Olahraga Menembak Sasaran, meskipun dengan senjata yang sederhana, akhirnya juga berkembang. Bahkan untuk Olimpiade di Roma, Indonesia mengirimkan atlit menembaknya.
Dalam PON V, akhirnya di Cimahi diresmikan berdirinya Perbakin (Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia). Tahun 1961, selanjutnya Perbakin ikut menjadi anggota Olympic Games Federation.
Seiring dengan kemajuan organisasi, alat-alat modern terus dilengkapi, terutama dalam rangka penyelenggaraan pertandingan Internasional. Lapangan tembak (Shooting Range) yang dapat memenuhi persyaratan mulai dibangun. Tahun 1962 dalam Asian Games IV, Perbakin mengikut sertakan atlitnya untuk menembak sasaran dan berburu.
Kini olahraga menembak telah berkembang dengan amat pesat ke seluruh Indonesia, dengan terbentuknya Perbakin Tingat I. masing-masing dengan AD/ADRT nya masing-masing.
Peralatan Olahraga Menembak
Target
Target, adalah papan lingkaran yang jaraknya 50 meter diukur dari garis depan dimana penembak boleh meletakkan kaki depan atau sikunya. Selain itu terdapat bendera yang terletak 10 meter di depan penembak. Di belakang target, terdapat alat penangkap peluru.
Disamping target yang berjarak 50 meter, juga disediakan target untuk jarak 300 meter untuk senapan caliber besar yang berdiameter 1000 mm.
Target terbuat dari bahan yang tidak memantulkan cahaya dengan berbagai ukuran sesuai jaraknya. Target dalam 9 lingkaran nilai diantara 1-10 point, lingkaran paling dalam bernilai 10.
Pakaian
Pakaian tidak boleh sembarangan, terutama dalam hal bahan, ukuran dan ketebalan. Hal ini untuk menghindari adanya penopang buatan.
Perhiasan lain seperti teleskop boleh dipakai tetapi tapi tidak boleh dipasang pada senapan. Bandul boleh dipasang diatas lengan kiri selebar 40 mm dan harus disambung dengan ujung tongkat senjata.
Cara Pertandingan Olahraga Menembak
Olahraga menembak sasaran dipertandingkan menurut jarak tembak, jenis dan caliber senjata yang dipakai baik putra maupun putrid.
Jarak Tembak
- Senjata angin baik pistol maupun senapan adalah 10 meter.
- Senjata api caliber kecil (Smalibore) untuk senapan 50 meter dan untuk pistol/revolver adalah 25-50 meter
- Senjata api caliber besar (big bone) adalah 300 meter.
Kaliber
- Senjata angin 4,5 mm
- Senjata api caliber kecil, senapan 22 long dan pistol/revolver 22 ling/short.
- Senjata api caliber besar: senapan 7,62 mm dan 12 GA, sedangkan pistol/revolver 32 dan 38 WC.
Jenis
Jenis senjata angin maupun senjata api untuk menembak sasaran baik bentuk ataupun beratnya sangat berbeda dengan senjata angin atau senjata api untuk berburu atau beladiri, sebab untuk menembak sasaran diperlukan ketepatan.
Oleh karenanya senjata-senjata diperlukan yang berat untuk memperoleh keseimbangan yang baik, sedangkan panjangnya dimaksudkan agar uliran laras yang mikro berpengaruh positif kepada larinya peluru setalah meninggalkan laras.
Untuk kegiatan Perburuan, Perbakin memisahkannya dari Komisi Menembak Sasaran. Untuk berburu dengan senjata api dewasa ini menghadapi kesukaran-kesukaran dari yang berwenang, sebab disamping ada pembatasan-pembatasan mengenai kepemilikan dan penggunaan senjata api, juga berburunya itu sendiri harus ada izin sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Penilaian
- Dihitung dari hasil tembakan yang mengenai sasaran menurut lingkaran nilai di papan target. Dihitung dari 3 posisi penembak, tiarap, berdiri dan berlutut.
- Caliber kecil 60 tembakan, masing-masing posisi sebanyak 20 tembakan. Lamanya 150 menit. Caliber kelas 120 tembakan, masing-masing posisi sebanyak 40 tembakan. Lama tiarap 90 mneit, berdiri 120 menit dan berlutut 105 menit.
Itulah informasi seputar sejarah olahraga Menembak, semoga bisa menambah wawasan kita semua perihal dunia olahraga. Sekian dan terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar