Untuk mencapai hasil tembakan yang maksimal dalam memanah sangat dibutuhkan perencanaan, ketekunan dan kesabaran disamping proses latihan kontinu (berkelanjutan) dalam menerapkan program latihan. Latihan menembak dalam panahan harus dilakukan dengan menerapkan beberapa metode yang tepat, diantaranya adalah banyaknya berlatih, berlatih dengan menutup mata, menembak dengan kondisi angin, interval diantara tembakan dan menembak dengan menerapkan media pembelajaran. Harapan kami dengan postingan ini adalah semoga pembaca dapat memahami dan mampu melakukan latihan menembak sesuai prinsip latihan menembak sesuai dengan prinsip latihan dengan menerapkan metode dan media yang sesuai tentunya.
Berikut uraian mengenai program latihan menembak untuk mengasah kemampuan memanah anda. Selamat Membaca.
Banyaknya Latihan
Jumlah latihan tergantung kepada tingkat kebutuhan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang pemanah (archer). Untuk mampu menampilkan kemampuan tingkat tinggi, berlatih perlu dilakukan dengan baik dan konsisten. Agar seorang pemanah memiliki teknik yang baik dan mampu menembakkan 200 anak panah dengan tepat setiap hari latihan selama 6 hari setiap minggunya. Di Korea seorang pemanah di tingkat sekolah yang berusia 10-12 tahun sudah menembak rata-rata lebih dari 500 anak panah perhari, bahkan kadang-kadang 1000 anak panah perhari. Hal ini menjadi salah satu alasan kenapa panahan di Korea maju dengan sangat pesat.
Untuk mencapai tingkat kemampuan maksimal, pemanah harus menembak tidak kurang dari 200-300 anak panah perhari selama 6 hari perminggu. Dengan demikian pemanah akan dapat mempertahankan kemampuan teknik dan perasaan (feeling) dalam melakukan tembakan. Panahan adalah salah satu olahraga yang banyak melibatkan "perasaan", oleh karena itu satu hari saja anda berhenti menembak maka perasaan akan cepat hilang. Dengan demikian berlatih perlu dilakukan secara kontinu dan konsisten.
Berlatih Sambil Menutup Mata
Tutuplah mata dalam latihan shooting, untuk keamanan dalam hal ini kira-kira jarak tembak maksimal adalah 5-10 meter. Shooting dengan mata tertutup akan memberikan perhatian khusus pada proses menembak. Berlatih seperti ini baik jika dilakukan secara spesifik pada pembentukan teknik, konsentrasi, dan feeling dalam menembak. Disamping itu, juga bermanfaat untuk berlatih secara sadar dan bahkan dalam fikiran bawah sadar untuk mengetahui benar atau salahnya teknik menembak yang digunakan.
Bagaimana Menembak Dalam Kondisi Angin
Dalam kondisi angin tertentu, disarankan pemanah membidik diluar dari target, mula-mula pemanah menyesuaikan bidikan selama latihan untuk mengetahui rata-rata keadaan angin pada umumnya. Kemudian lakukan skoring, dan usahakan tidak banyak merubah/menyesuaikan bidikan terus menerus karena keadaan angin. Jika melakukan hal tersebut terutama dibawah tekanan kompetisi, maka pemanah akan kebingungan.
Jangan bingung, tetapi pemanah harus tahu dimana bidikan harus dilakukan, lebih baik pemanah mengabaikan bidikan di target face, sekarang lakukan bidikan diluar target face. Ketika membidik diluar target face mata harus tetap fokus pada satu titik untuk dibidik hingga panah menancap di target. Pemanah harus mengendalikan mata dalam kondisi angin.
Terdapat empat poin penting menembak dalam kondisi angin:
- Kontrol mata.
- Rileks.
- Pertahankan konsistensi tiga sudut antara bahu dan dagu.
- Pertahankan timing (ketepatan) dalam kondisi angin.
Latihan menembak dalam kondisi angin sangat berbeda dengan berlatih dalam kondisi normal, terutama dalam mengarahkan bidikan ke target. Dalam kondisi angin, bidikan biasanya diarahkan keluar target, misalnya bidikan diarahalikan pada angka terbesar atau warna kuning, tetapi anak panah jatuh tidak di angka atau warna kuning yang diharapkan. Oleh karena itu, langkah yang harus dilakukan adalah menembak berdasarkan jarum jam. Apabila pemanah menembak atau membidik angka 10 atau warna kuning dan anak panah menancap di angka 8 pukul 9 (sembilan), maka bidikan harus diubah pada angka 8 pukul 3 (tiga).
Banyak pemanah yang melakuakn dan mempertahankan bidikan terlalu lama dan kaku ketika dalam kondisi angin. Dalam kondisi seperti itu, sebaiknya rileks agar tetap mempunyai kepercayaan diri bahwa kita mampu menghadapi kondisi apapun dalam menembak.
Pembentukan Teknik Dengan Menggunakan Media
Pemanah pemula sangat memungkinkan untuk belajar pembentukan
teknik memanah. Oleh karena itu, karet elastis (elastic tubing) sebagai alat
barthi kira-kira 5 lbs bisa digunakan untuk belajar menarika dan pembentukan
teknik memanah yang benar. Selain itu, media yang bisa dipakai untuk membentuk
teknik dasar pemanah pemula bisa menggunakan paralon setinggi yang
bersangkutan, kemudian bagian ujung paralon dilubangi untuk memasukan tambang
yang berdiameter kecil sebagai tali. Ujung tambang dimasukan ke bagian ujung
paralon yang sudah dilobangi kemudian setelah masuk ujung tambang diikat dengan
menggunakan simpul mati beberapa kali sampai ujung tambang tidak bisa lepas
dari lobang paralon.
Di Korea, pemanah diajarkan panahan dimulai sejak usia 4
tahun yaitu usia sekolah dasar sampai usia 9-10 tahun. Selama 3-6 bulan pertama
mereka diajarkan keterampilan yang benar pada waktu berlatihan yang mengarah
pada peningkatan kekuatan tulang, otot, sehingga dapat membantu memperbaiki
sikap memanah yang benar. Latihan tersebut dilakukan tanpa menggunakan busur
standar, tetapi menggunakan media pembelajaran berupa karet elastis (elastic
tubing) yang menirukan gerak dasar memanah yang benar. Bentuk latihan ini
sangat sistematis untuk mengajarkan dasar-dasar atau fondasi dalam memanah. Metode
ini digunakan cukup sukses di Korea yang dilakukan hanya 10 menit pada setiap
pelajaran berlangsung.
Berlatihlah Menggunakan Cermin
Berlatih pembentukan teknik di depan cermin akan memberikan
feedback yang cepat pada pemanah. Cermin merupakan media yang sangat mudah
ditempatkan dimana saja dengan menggunakan roda. Dengan menggunakan media ini,
pemanah bisa menggambarkan/membayangkan garis horizontal dan vertikal di kaca
yang berguna untuk mengecek pembentukan tekniknya (shooting form).
Jenis latihan ini bisa dikembangkan dengan menggunakan video
kamera atau video signal box dengan menggunakan TV monitor yang bisa dilihat
oleh pemanah. Ketika pemanah melakukan tembakan, hasilnya bisa di palyback pada
TV monitor dengan memperlambat gerakan tersebut hingga 2-30 detik. Hal ini akan
memberikan feedback yang cepat pada pemanah.
0 komentar:
Posting Komentar