Gulat adalah cabang olahrga yang dipertandingkan antara dua orang yang saling menjatuhkan diatas kanvas. Mereka bebas dalam upaya menjatuhkan itu dengan berbagai gaya, seperti menjepit bahu atau menekannya kebawah hingga terjatuh.
Sejarah Olahraga Gulat
Menurut beberapa sumber, olahraga tenaga ini sudah dikenal sejak 2050 SM di Mesir sesuai peninggalan bangsa Mesir ketika itu. Tahun 2500 SM, jauh sebelum Mesin, malah di Cina sudah dijadikan sebagai mata pelajaran di sekolah.
Tetapi permainan serupa juga sudah dikenal di bberapa negara, seperti Sumo diJepang, Glima di Iceland, Sohwingen di Swiss, Lancasshire di Scotch, Guberland di Irish, Catch as chatch Can di Amerika Serikat, dan dan Greco Roman di Yunani.
Pada olympiade I tahun 1896 di Athena, hanya dimainkan gulat yang berdasarkan kepada peraturan tuan rumah, yaitu gaya Yunani-Romawi. Banyak negara peserta lainnya belum menguasai gaya itu. Tetapi Olympiade berikutnya 1904 di ST. Louis Amerika Serikat dikembangkan juga gaya Amerika yaitu Catch as Catch can dari Amerika Serikat itu.
Federasi gulat internasional baru terbntuk tahun 1936 disaat berlangsungnya olympiade XL diberlin. Peraturan gulat internasinonal mulai terwujud, berkat adanya federationale de lutte amateur (FILA).
Di Indonesia, gulat sudah dikenal sejak perang dunia ke II,yang dibawa oleh tentara Belanda. Ketika itu dikenal sebagai tontonan dipasar malam atau pesta-pesta dikota besar , seperti di Bandung. Tetapi tahun 1941-1945, gulat mulai pudar. Karena masuknya Jepang mengenalkan Sumo, Judo dan kempo.
Tahun 1959 diadakan pertandingan gulat bayaran di Bandung antara Batling Ong melawan Muh. Kunyu dari Pakistan. Ketika itu mendapat perhatian yang amat besar dari masyarakat Bandung. Pertandingan ini diselenggarakan oleh PERTIGU (Persatuan Tinju dan Gulat).
Mengingat 1962 Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games IV, maka indonesia harus menurunkan pegulatnya. Beberapa “bapak gulat” berkumpul, seperti Batling Ong, Ong Sik Lok Mcc, MF Siregar MSc,HB alihsahbana dan Abdul Jalil. Terbentuklah PGSI (Persatuan Gulat Seluruh Indonesia) tanggal 7 Februari 1960 di Bandung.
PGSI mulai aktif bekerja mengadakan seleksi nasional, untuk mengirimkan duta gulatnya pada kejuaraan dunia 1961 di Yokohama. Terpilih rachman firdaus untuk kelas 68 kg gaya bebas, yoseph taliwongso kelas 68 kg gaya yunani-romawi, sudrajat kelas 62 kg gaya bebas, dan elias margio kelas 62 kg gaya Yunani-Romawi.
Selanjutnya terus berlangsung beberapa kejuaraan bebrapa kejuaraan. Antara lain PON V 1961 di bandung, 1962 asian games di jakarta, 1963 ganefo, 1966 asian games bangkok dan 1967 kejuaraan nasional disurabaya. Meski pernah mengalami kelesuan bebrapa tahun, namun aktif kembali. Tahun 1973 ikut kejuaraan di glanbator-mongolia. Tahun 1974 asian games VII di teheran, 1978 di mexico. Tahun 1980 di Rumania, dan 1982 di Asian Games IX New Delhi.
Peralatan dan Perlengkapan
Pegulat selama bertanding harus memakai baju gulat internasional (wrestlingsuit), sesuai dengan warna dari sudut mana dia berada, biru atau merah. Seragam pegulat adalah celana kodok, sepatu gulat terbuat dari nylon yang sangat ringan dan hear gear dipakai sebagai pelindung telinga.
Gulat dimainkan diatas pentas yang disebut matras, dengan ketebalan yang sama. Tidak lebih dari 10 cm. Berbentuk lingkaran berdiameter 8,5 meter. Sekeliling arena harus ada pengaman (safety mat) seluar 1,5 meter.
Peraturan Gulat
- Gulat dipertandingkan dalam beberapa kelompok dan kelas-kelas. Kelompok-kelompok itu adalah:
- Gulat minir untuk 6-12 tahun.
- Gulat anak-anak untuk 13-16 tahun.
- Gulat yunior untuk 17-12 tahun.
- Gulat senior untuk 20 tahun keatas.
Sedangkan kelas-kelas khususnya dikenal dalam gaya bebas dan gaya Yunani Romawi, yaitu: kelas 48 kg, kelas 52 kg, kelas 57 kg, kelas 62 kg, kelas 68 kg, kelas 74 kg, kelas 82 kg, kelas 90 kg, kelas 100 kg, dan kelas 100 kg+.
Pada waktu bertanding, wasit diantara kedua pegulat di lingkaran tengah, satu tangan diluruskan keatas. Setelah peluit dibunyikan barulah wasit menarik lengannya kembali.
Tetapi kalau pegulat masih diam, wasit meneriakkan “open” untuk memberi kesempatan kepada lawan menyerang lalu kedua pegulat diharapkan mengadakan kontak. Diharuskan kemudian salah seorang melakukan serangan, kalau tidak wasit akan meneriakkan “action”.
Setiap kali wasit meneriakkan open, action dan contact, pegulat harus melakukan tindakan. Kalau pegulat tidak juga beraksi, maka wasit akan menghentikan pertandingan dan memberikan peringatan kepada kedua pegulat. Bahkan kedua pegulat bisa mendapatkan hukuman. Kedua pegulat dibawa ketengah lingkaran menghadap ketua pertandingan. Wasit memegang pergelangan salah seorang pegulat dan meluruskannya ke bawah di sisi bawan, pertanda mendapat hukuman.
Lama pertandingan semula berlangsung 12 menit, masing-masing 6 menit pertama untuk periode berdiri atau jongkok. Dan 6 menit berikutnya terserah kepada kedua pegulat, apakah mau berdiri atau berjongkok. Kalau berdiri maka, maka pertandingan dilanjutkan lagi. Kalau dengan jongkok, wasit akan mengundi siapa pegulat yang jongkok terlebih dahulu.
Pegulat dinyatakan kalah jatuhan, kalau pundaknya sudah mengenai lantai dalam hitungan sepuluh (10). Wasit menghitung ketika seorang pegulat sedang menekan lawannya ke lantai. Kalau juri dan ketua pertandingan tidak setuju, mereka akan mengangkat papan putih. Kalau wasit melihat dukungan petugas maka ia akan menepuk matras pertanda seorang pegulat dinyakan jatuh (touche). Dukungan petugas itu dinyatakan dengan papan merah.
Untuk meyakinkan jatuhan, wasit boleh beranjak dari kursinya, tetapi tak terlalu jauh. Keadaan bahaya bagi seorang pegulat adalah satu hal yang diharapkan oleh lawannya, karena dia akan melihat nilai bantingannya. Nilai 2 (dua) diberikan kepada lawannya apabila keadaan bahaya itu kurang dari 5 (detik), dan nilai 3 (tiga) untuk yang lebih dari 5 (lima) detik.
Cara melakukan gerakan gulat:
- Bermain gulat dimulai dengan posisi berdiri, dan dilakukan setiap awal ronde.
- Posisi pegulat yang dibawah bila kembali ke lapangan harus dimulai dengan berlutut. Pegulat yang diatas memegang abhu yang di bawah, pegulat yang dibawah boleh merubah posisinya setelah wasit memberi aba-aba.
- Posisi bergelut di bawah dalam keadaan bahaya, saat posisi seperti ini harus cepat melakukan gerakan dengan bertumpu pada siku sewaktu jatuh.
- Posisi bahu yang sudah merapat ke lantai (lapangan) dan wasit memberikan hitungan 3 kali pukulan tangan ke lantai.
Nah itulah sedikit informasi mengenai sejarah olahraga gulat dan beberapa peraturannya. Semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar